![]() |
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar duka menyelimuti keluarga besar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mazro’atul Huda Karanganyar, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Salah satu guru terbaiknya, Ibu Solikhatun, berpulang ke rahmatullah pada Rabu (8/10/2025) saat sedang melaksanakan tugas mulianya mengajar di ruang kelas. Wafatnya beliau membawa duka mendalam bagi seluruh keluarga besar madrasah dan masyarakat sekitar.
Almarhumah dikenal sebagai pendidik yang sabar, penuh keikhlasan, dan selalu menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah kepada para peserta didik. Beliau wafat ketika sedang menjalankan tugas yang sangat mulia, mendidik dan menyampaikan ilmu, sebuah pekerjaan yang di dalam Islam memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah Swt. Kepergian beliau menjadi pengingat akan kemuliaan profesi guru sebagai pejuang ilmu yang tiada henti mengabdi untuk kemaslahatan umat.
Dalam QS. Ali Imran : 169, Allah Swt. berfirman:
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًاۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ
Artinya: "Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Sebenarnya, mereka itu hidup dan dianugerahi rezeki di sisi Tuhannya"
Ayat ini menjadi penguat keyakinan bahwa siapa pun yang wafat dalam pengabdian dan perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam, termasuk melalui jalan ilmu, mendapatkan kedudukan istimewa di sisi Allah Swt.
Rasulullah saw. juga menjelaskan keutamaan orang yang menempuh jalan ilmu. Beliau bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Dengan demikian, guru yang wafat saat mengajar berada dalam perjuangan menebar ilmu dan kebaikan, termasuk dalam golongan yang mendapat kemuliaan syahid akhirat, yakni mati dalam keadaan ibadah dan amal shalih.
Selain itu, dalam hadits lain Rasulullah saw. menyebutkan beberapa jenis kematian yang tergolong mati syahid, di antaranya karena berjuang di jalan Allah dan karena melaksanakan amal kebajikan yang mendatangkan manfaat bagi umat. Para ulama' menjelaskan bahwa kematian dalam pengabdian kepada ilmu dan pendidikan termasuk dalam golongan tersebut, karena mengajar adalah jihad yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah meninggal dunia.
Wafatnya Ibu Solikhatun menjadi pelajaran berharga bahwa tugas guru bukan sekadar profesi, tetapi pengabdian dan ibadah. Dalam setiap pelajaran yang diajarkan, setiap nasihat yang disampaikan, dan setiap do'a yang diucapkan untuk muridnya, terkandung pahala yang tidak terputus sebagaimana sabda Nabi saw.:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Ketika seorang manusia meninggal dunia, maka amalannya terputus kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mau mendoakannya" (HR. Muslim).
Jenazah almarhumah dimakamkan di makam muslim Desa Karanganyar dengan suasana penuh haru. Do'a dari rekan-rekan guru, siswa, dan masyarakat mengiringi kepergian beliau. Semoga Allah Swt. menerima seluruh amal kebaikannya, mengampuni dosa-dosanya, dan menempatkan beliau di antara para syuhada' dan ahli ilmu yang dimuliakan di sisi-Nya.

0 Komentar