Kepala Madrasah Aliyah (MA) Mazro’atul Huda Karanganyar (Mazdaka), Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Bapak H. Noor Hasyim, S.E., memperkenalkan slogan bertajuk “TAWADHU” dalam agenda Shilaturrahim dan Ta’aruf Wali Santri Baru Tahun Ajaran 2025/2026. Slogan ini diangkat sebagai ikon penguatan karakter peserta didik, sekaligus pengingat komitmen bersama antara pihak madrasah dan orang tua dalam membentuk generasi yang berakhlak dan berkepribadian luhur.
“TAWADHU” bukan hanya bermakna sikap rendah hati secara umum, namun merupakan akronim dari empat nilai utama yang menjadi landasan pembinaan karakter di MA Mazdaka, yakni Taqwa, Wara’, Dedikasi, dan Hubbul Wathon.
- Taqwa diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran spiritual peserta didik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Peserta didik dibimbing agar menjadikan agama sebagai pedoman utama dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, sehingga tercipta generasi yang jujur, disiplin, dan memiliki integritas moral.
- Wara’ diterapkan untuk membentuk kebiasaan berhati-hati dalam memilih tindakan, termasuk menghindari perilaku yang tidak etis atau mendekati yang syubhat (meragukan). Nilai ini penting untuk membentengi peserta didik dari pengaruh negatif di era digital dan mendorong mereka untuk menjadi pribadi yang bersih dan terpercaya.
- Dedikasi dikembangkan untuk membangun semangat belajar dan tanggung jawab. Melalui berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik, peserta didik dilatih untuk memiliki komitmen, ketekunan, dan semangat pengabdian dalam mencapai tujuan hidup dan memberi manfaat bagi lingkungan.
- Hubbul Wathon atau cinta tanah air ditanamkan agar peserta didik memiliki kepedulian terhadap bangsa dan negara. Sikap ini penting untuk membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya religius, tetapi juga nasionalis dan siap berkontribusi dalam menjaga persatuan serta membangun masyarakat.
Melalui slogan ini, MA Mazro’atul Huda Karanganyar berupaya memperkuat integrasi antara pendidikan akademik dan pembentukan karakter. Diharapkan, seluruh warga madrasah—baik guru, peserta didik, maupun orang tua—dapat menjadikan nilai-nilai TAWADHU sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan madrasah maupun di tengah masyarakat.
0 Komentar